Saudaraku, sangat rugi bila kita menjadi pecundang dalam hidup yang hanya sekali ini. Padahal Allah swt memberikan aneka potensi pada kita agar sukses sukses dunia akhirat. Sesungguhnya, keterbatasan yang ada, sama sekali bukan penghalang untuk sukses. Bahkan menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar.
Ada sebuah moto yang bisa kita tafakuri bersama. Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan gagal. Artinya andai kita tidak terlatih membuat perencanaan dalam hidup, dapat dipastikan aneka kerugian akan menimpa kita. Contoh sederhana orang yang akan pergi tapi tidak tahu pergi ke mana, pasti akan tersesat serta boros waktu, tenaga, pikiran dan biaya. Bandingkan dengan orang yang selalu menggunakan perencanaan dengan baik. Ia akan berusaha optimal untuk merencanakan hidup dengan matang.
Orang yang hendak berpetualang ke hutan biasanya akan berusaha mengenali petanya dengan baik. Serta akan mencari tahu tentang situasi terburuk yang mungkin terjadi. Ia pun bertanya tentang cara mengatasinya. Ia persiapkan perbekalan sesuai kebutuhan. Orang yang paling lengkap rencananya, dengan data yang tepat, info melimpah serta pengetahuan memadai maka akan bisa menikmati perjalanan sampai ke tempat tersulit. Orang yang hidupnya terencana dengan baik akan melakukan sesuatu dengan efektif. Hemat waktu, hemal biaya, hemat tenaga, hemat, pikiran, hemat energi, karena semua sudah terukur.
Seorang ibu yang tidak punya perencanaan belanja bulanan cenderung membeli sesuatu yang tidak diperlukan. Beda dengan yang memiliki perencanaan matang, akan tahu mana yang harus dibeli mana pula yang tidak. Andai ada kekurangan antisipasinya sudah disiapkan dari awal. Program penghematan menjadi bagian dari perencanaan.
Rumahtangga yang bagus perencanaannya akan menjadi rumahtangga sakinah. Orang yang terampil merencanakan akan mampu meminimalisasi risiko dan memaksimalkan keberuntungan. Karena itu, menjalankan prosedur perencanaan dalam setiap tindakan harus menjadi bagian standar dari hidup kita.
Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan kegagalan. Maka kita harus mulai berlatih. Belajarlah untuk bertindak berdasarkan perencanaan yang dilengkapi info, input-input informasi juga data-data melimpah. Perencanaan kita pun harus semakin detail, semakin jelas detail, semakin jelas targetnya, baik harian, mingguan, bulanan, tahunan.
Namun demikian tetap saja bagi orang yang beriman kita harus tahu bahwa hasil itu dalam ketentuan AlIah, faizda azamta fatawakal’alallah. Tugas kita adalah meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Hasilnya terserah Allah SWT. Bagi kita kesuksesan adalah ketika kita berjuang dengan gigih untuk menyempurnakan kewajiban dengan tetap bertawakal. Jangan sampai kita mendapatkan takdir buruk akibat kita tidak merencanakan. Allah sudah menyiapkan segala kebaikan bagi kita, walladzi na jahadu fi nah ladiyanahum subulana. Dan orang yang bersungguh-sungguh kepada Allah, bersungguh-sungguh menjalani hidup ini di jalan yang ditujukan Allah maka Allah pun bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik baginya.